Inovasi Lokal, Bantuan Nasional: Limbah Pustaka Muntang Disulap LPM UNSOED Jadi Wisata Edukasi Cerdas!
Ketua Ayam Petet
Penulis
Pada Jumat, 29 Agustus 2025, Perpustakaan Bergerak "Limbah Pustaka" di Desa Muntang, Kabupaten Purbalingga, merayakan sebuah tonggak sejarah penting. Mereka menerima dukungan krusial yang menegaskan bahwa inovasi sosial berbasis lingkungan dan literasi benar-benar dihargai. Tim dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNSOED Purwokerto hadir untuk memberikan dua bentuk bantuan vital: Pendampingan Manajemen Wisata Edukasi dan Penyerahan Bantuan berupa Laptop dan Swang Tratag (tenda/terpal) untuk operasional.
Bantuan ini bukan sekadar donasi materi; ini adalah pengakuan atas filosofi unik Limbah Pustaka: mengubah sampah anorganik yang awalnya mencemari lingkungan menjadi modal untuk pendidikan dan literasi. Dengan adanya Laptop, manajemen data koleksi buku dan administrasi perpustakaan akan meningkat pesat, memastikan layanan yang lebih terstruktur. Sementara itu, Swang Tratag akan memperluas jangkauan kegiatan, memungkinkan Limbah Pustaka untuk mengadakan kegiatan edukasi dan membaca di luar ruangan, menciptakan ruang publik yang nyaman bagi masyarakat.
Selain bantuan fisik, Pendampingan Manajemen Wisata Edukasi adalah kunci jangka panjang. LPPM UNSOED membantu merumuskan bagaimana Limbah Pustaka dapat mengintegrasikan misi lingkungan dan literasinya menjadi daya tarik wisata. Ini membuka peluang baru bagi desa Muntang untuk dikenal luas, menarik kunjungan edukatif, dan secara mandiri menghasilkan dana untuk keberlanjutan operasional. Konsep ini menjembatani jurang antara isu lingkungan dan kebutuhan literasi, menawarkan model pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan.
Semua pihak, termasuk pengelola Limbah Pustaka dan tim LPM UNSOED, menyampaikan terima kasih atas kolaborasi yang telah terjalin selama ini. Harapannya jelas, sebagaimana tercermin dalam pesan yang diusung: "Salam Literasi Lestari, Literasi untuk Kesejahteraan." Semoga semangat inovasi dan pengabdian ini bisa terus berlanjut, menjadikan Limbah Pustaka Muntang sebagai mercusuar literasi yang inspiratif2